Sejarah
berdirinya PT Adidas
Adidas adalah sebuah perusahaan sepatu Jerman.
Perusahaan ini dinamakan atas pendirinya, Adolf (Adi) Dassler, yang mulai
memproduksi sepatu pada 1920-an di Herzogenaurach dekat Nuremberg.
Rancangan baju dan sepatu perusahaan ini biasanya termasuk tiga strip paralel
dengan warna yang sama, dan motif yang sama digunakan sebagai logo resmi
adidas. Adidas adalah perusahaan pakaian olahraga terbesar di Eropa dan kedua
terbesar di dunia setelah Nike.
Rudolf Dassler, adik Adi, mendirikan perusahaan
saingan, Puma.
Pada Agustus 2005, adidas mengakuisi rivalnya, Reebok,
dalam upaya memperketat persaingan dengan Nike.
Selama 68 tahun lamanya grup Adidas telah menjadi bagian dari
dunia olahraga di segala bidangnya dengan menawarkan sepatu, pakaian serta
beragam aksesori pelengkap olahraga yang bernilai seni pada setiap produknya.
Sekarang, grup Adidas telah mengglobalisasi dan menguasai di bidang industri
produk olahraga dan menawarkan portfolio yang begitu luas dari segi produk di
seluruh dunia. Strategi grup Adidas sangatlah simpel: memperkuat bran secara
terus menerus dan mengimprovisasi posisi kompetitif serta keuangan mereka.
Aktivitas perusahaan dan lebih dari 150 cabangnya dipantau langsung oleh
pemimpin grup di Herzogenaurach, Jerman.
Perusahaan Adidas merupakan Perusahaan Multiinternasional
karena Adidas memiliki kegiatan produksi dan pemasaran lebih dari satu Negara.
Bukan hanya dinegara asing saja Adidas terkenal, tetapi d Indonesia pun
produk-produk Adidas banyak diminati dan cukup terkenal di kalangan masyarakat.
Sistem Produksi Adidas
Supply Chain Management atau SCM adalah proses alur data dari supllier hingga ke konsumen. Berikut adalah SCM pada pabrik Sepatu Adidas.
Untuk membuat sepatu, sebuah pabrik sepatu memerlukan bahan
bahan yang di perlukan dari para pemasok. Pemasok benang mendapat benang dari
penghasil benang yaitu perkebunan kapas. Pemasok karet mendapat karet dari
penghasil karet yaitu perkebunan karet. Pemasok kain mendapat kain dari
penghasil benang, dimana penghasil benang mendapat benang dari perkebunan
kapas. Pemasok busa mendapat busa dari penghasil busa. Sedangkan, Industri
kardus dan kertas mendapat Kardus dan kertas dari Penghasil kardus dan kertas yaitu
hutan. Di SCM ini terdapat 4 pemasok, yaitu pemasok benang, pemasok karet,
pemasok kain dan pemasok busa. Kemudian 4 pemasok tersebut memberikan
pasokanntya ke gudang bahan baku yang selanjutnya akan dikirim ke pabrik
pembuatan sepatu untuk membuat sepatu. Setelah sepatu sudah selesai maka sepatu
yang sudah jadi dikirim ke bagian pengujian sepatu untuk diuji apakah sepatu
yang dibuat sudah sesuai standar atau belum.
Setelah itu, terdapat industri kardus dan kertas yang diperlukan untuk membuat kemasan (kardus) pada sepatu. Industri kardus dan kertas tersebut menyerahkan bahan baku mereka berupa kardus dan kertas ke bagian pengepakan sepatu untuk selanjutnya di buat sebuah kardus untuk mengepak sepatu yang sudah dibuat.
Setelah sepatu sudah selesai diuji di bagian pengujian sepatu, dan pengepakan sudah selesai dilakukan oleh bagian pengepakan kardus, maka sepatu dan pack (kardus sepatu) dikirim ke pabrik pengemasan sepatu untuk dikemas dan diberi label merk dan ukuran. Setelah selesai sepatu yang sudah siap dijual disimpan di gudang sepatu. Gudang sepatu berfungsi untuk menyimpan sepatu yang sudah siap jual.
Setelah itu sepatu yang sudah siap jual dikirim ke distributor sepatu untuk selanjutnya dikirim ke toko sepatu, toko online shop, dan pasar internasional yang pada akhirnya sepatu tersebut sampai ke tangan konsumen.
Global Supply Chain Statement Adidas mengenai Supply Chainnya, yaitu : “We have rules and guidelines that support us in integrating sustainability into our supply chain”. Ini menunjukkan bahwa dalam mengembangkan operasionalnya maka Adidas memiliki aturan serta batasan yang menjadi patokan mereka. Adidas berinovasi pada rantai pasok melalui e-commerce. Langkah awal yang dialakukan oleh Perusahaan adalah mengumpulkan orang IT yang akan mengkoordinasi jalannya e-commerce tersebut. Melalui e-commerce tersebut dia berharap Adidas dapat berkomunikasi langsung dengan customernya. Di samping itu e-commerce dapat membantu proses marketing yaitu untuk memperkenalkan produk adidas pada pelanggan. Dengan melakukan hubungan yang secara langsung dengan konsumen maka Adidas dapat dengan mudah mengetahui jenis produk yang seperti apa yang konsumen butuhkan, dan setelah itu barulah proses supply chain dilakukan.
Referensi :
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Adidas
(diakses ,16 November 2018)
https://rizmarizmi.blogspot.com/2016/11/contoh-scm-supply-chain-management-pada.html?m=1
(diakses,16 November 2018)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar