Rasio
rasio Keuangan
Rasio Keuangan atau Financial Ratio merupakan alat
analisis keuangan perusahaan untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan
perbandingan data keuangan yang terdapat pada pos laporan keuangan (neraca,
laporan laba/rugi, laporan aliran kas). Pengertian rasio sebenarnya hanyalah
alat yang dinyatakan dalam "aritmatical terms" yang dapat
digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data keuangan.
Apa Kegunanya?
1. Rasio
keuangan merupakan angka-angka dan ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca
dan ditafsirkan; dan merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi
yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
2. Memberikan
gambaran tentang sejarah perusahaan serta penilaian terhadap keadaan suatu
perusahaan tertentu.
3. Memberikan
gambaran kepada investor dan kreditor tentang baik atau buruknya keadaan atau
posisi keuangan perusahaan dari suatu periode ke periode berikutnya.
4. Dapat
menentukan efisiensi kinerja dari manajer perusahaan yang diwujudkan dalam
catatan keuangan dan laporan keuangan.
5. Memungkinkan
manajer keuangan untuk meramalkan reaksi para calon investor dan kreditur pada
saat mencari tambahan dana.
6. Dapat
digunakan untuk membuat keputusan, pertimbangan dan prediksi berdasarkan tren
tentang pencapaian perusahaan dan prospek pada masa datang.
7. Menstandarkan
ukuran penilaian perusahaan sehingga memudahkan dalam mengetahui posisi
perusahaan di tengah industri lain.
JENIS - JENIS RASIO KEUANGAN
I.
Earning Rasio
- Dividend Per Share (DPS)
dividen merupakan pembagian sisa laba perusahaan yang didistribusikan kepada pemegang
saham, atas persetujuan RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham).
Jumlah lembar saham
- Earning Per Share (EPS)
Laba per Saham atau dalam bahasa Inggris disebut
dengan Earning per Share yang disingkat dengan EPS adalah bagian dari
laba perusahaan yang dialokasikan ke setiap saham yang beredar. Laba per saham
atau Earning per Share ini merupakan indikator yang paling banyak digunakan
untuk menilai profitabilitas suatu perusahaan.
EPS (Earning per Share atau Lembar per Saham) dihitung
dengan membagi laba bersih setelah pajak dan dividen yang dibagikan dengan
jumlah saham yang beredar. Earning per Share ini dapat dinyatakan dengan rumus
EPS dibawah ini :
Laba per Saham (EPS)
= (Laba Bersih setelah Pajak – Dividen) / Jumlah Saham yang
Beredar
Laba per Saham yang tinggi menandakan profitabilitas
yang lebih baik dibandingkan dengan Laba per Saham yang rendah. Artinya,
perusahaan dapat menghasilkan laba yang lebih tinggi untuk dibagikan ke
pemegang sahamnya. Meskipun demikian, investor tidak hanya memperhatikan nilai
dari Laba per lembar saham ini saja untuk membuat keputusan membeli atau tidak
membeli saham pada perusahaan yang bersangkutan, karena pada dasarnya EPS ini
dapat berubah menjadi tinggi apabila jumlah saham yang beredar dikurangi.
- Book Value Per Share (BVPS)
Book Value per Share (BVPS) atau dalam bahasa Indonesia
disebut dengan Nilai Buku per Saham adalah rasio yang digunakan untuk
membandingkan ekuitas pemegang saham dengan jumlah saham yang beredar. Dengan
kata lain, Rasio Book Value per Share ini digunakan untuk mengetahui berapa
jumlah uang yang akan diterima oleh pemegang saham apabila suatu perusahaan
dibubarkan (dilikuidasi) atau jumlah uang yang dapat diterima oleh pemegang
saham apabila semua aktiva (aset) perusahaan dijual sebesar nilai bukunya.
Rumus Book Value per Share (BVPS) dapat dilihat seperti
dibawah ini :
Book Value per Share = Total Ekuitas / Jumlah Saham yang Beredar
atau
Book Value per Share
= (Aset – Hutang) / Jumlah Saham yang beredar
- Cash Flow Per Share (CFPS)
cash flow per share ialah aliran kas sebuah perusahaan
dibagi dengan jumlah saham yang beredar. Semakin besar angka ini artinya
perusahaan tersebut semakin sehat. Karena jumlah kas yang ada di perusahaan
tersebut dapat menutupi semua saham yang beredar. Ini umumnya cukup sulit
tercapai jika perusahaan tersebut selalu menjual secara kredit. Karena walaupun
aset ataupun keuntungan yang tercatat di pembukuan jumlahnya besar, namun
kenyataannya sebagian kas belum ada di tangan perusahaan tersebut. Tentu saja
ini bukan masalah jika perusahaan mempunyai manajemen yang baik terhadap hutang
piutangnya.
Jumlah saham yang beredar
- Cash Equivalent Per Share (CEPS)
Merupakan keamanan investasi untuk jangka pendek yang
darimana uang tersebut bukan berasal dari pinjaman.
Rumus CEPS :
Jumlah saham yang beredar
- Net Assets Value Per Share (NAVS)
Pernyataan untuk nilai aset/kekayaan yang mewakili nilai
persaham dari dana yang sama,pertukaran dana yang diperdagangkan ,atau dana
penutupan.
Rumus NAVS :
Jumlah
saham yang beredar
II.
Valuation Ratio
- Price Earning Ratio (PER)
Price to Earning Ratio atau sering disingkat dengan PER (P/E
Ratio) adalah rasio valuasi investasi yang membandingkan harga per lembar saham
perusahaan saat ini dengan laba bersih per sahamnya (Price per Share / Earning
per Share). Dengan menghitung Rasio P/E atau Price Earning Ratio, kita dapat
mengetahui seberapa besar harga yang ingin dibayar oleh pasar terhadap
pendapatan atau laba suatu perusahaan. Dalam Bahasa Indonesia, Price to Earning
Ratio ini sering disebut dengan Rasio Harga terhadap Pendapatan.
Rumus PER (Price Earning Ratio) :
Harga Saham / EPS
(Earning Per Share)
Ket: Earning Per Share (Laba Bersih Per Saham).
- Price Book Value Ratio (PBVR)
Price to Book Value (PBV) adalah rasio valuasi investasi yang
sering digunakan oleh investor untuk membandingkan nilai pasar saham perusahaan
dengan nilai bukunya (Price per share / Book Value per share). Rasio PBV
ini menunjukan berapa banyak pemegang saham yang membiayai aset bersih
perusahaan. Rasio ini membantu investor untuk membandingkan nilai pasar atau
harga saham yang mereka bayar per saham dengan ukuran tradisional nilai suatu
perusahaan. Dalam Bahasa Indonesia, Price to Book Value Ratio ini disebut
dengan Rasio Harga terhadap Nilai Buku.
Rumus
PBVR :
harga saham
(Price) / Nilai Buku (Book Value)
- Price Cash Flow Ratio (PCFR)
Price to Cash Flow Ratio (PCFR atau P/CF Ratio) atau dalam
bahasa Indonesia disebut dengan Harga Terhadap Arus Kas adalah rasio valuasi
investasi yang digunakan oleh investor untuk mengevaluasi daya tarik investasi
terhadap saham suatu perusahaan dengan membandingkan harga saham suatu
perusahaan dengan arus kas perusahaan tersebut. Dengan kata lain, Price to Cash
Flow Rasio ini menunjukan jumlah uang yang bersedia dibayar oleh Investor untuk
arus kas yang dihasilkan oleh perusahaan.
Price to Cash Flow Ratio atau Rasio Harga terhadap Arus kas dapat
dihitung dengan membagi HARGA SAHAM (Price
per Share) dengan ARUS KAS per SAHAM (Cash Flow per Share).
Persamaan atau Rumus Price to Cash Flow Ratio dapat ditulis
seperti berikut ini :
Price to Cash Flow
Ratio = Harga Saham / Arus Kas per Saham
Price to Cash Flow Ratio ini juga bisa dihitung dengan
menggunakan Kapitalisasi Pasar. Persamaan atau Rumusnya dapat ditulis seperti
dibawah ini :
Price to Cash Flow
Ratio = Kapitalisasi Pasar / Arus Kas
- Price Sales Ratio (PSR)
Price to Sales Ratio (PSR atau P/S Ratio) adalah rasio
valuasi investasi yang membandingkan harga saham perusahaan dengan penjualan
tahunannya (Price per share / Revenue per share). Sama dengan Price to Earning
Ratio (PER) dan Price/Earning to Growth Ratio (PEG), Price to Sales Ratio (PSR)
biasanya juga digunakan untuk mengukur nilai saham suatu perusahaan. Dalam
bahasa Indonesia, Price to Sales Ratio ini sering juga disebut dengan Rasio
Harga terhadap Penjualan.
Price to Sales Ratio = Harga per Saham /
Pendapatan per Saham
Atau
Price to Sales Ratio = Kapitalisasi Pasar /
Penjualan
III.
Profitability Ratio
- Operating Profit Margin (OPM)
Margin Laba Operasional digunakan untuk mengukur strategi
harga dan efisiensi operasional sebuah perusahaan.
Laba Operasional dihitung dengan mengurangi Penjualan dengan
Biaya Operasional (yaitu Harga Pokok Produksi, Gaji) dan Depresiasi. Untuk
menghitung Margin Laba Operasional, Anda harus membagi Laba Operasional dengan
Penjualan Bersih. Penjualan Bersih adalah Total Penjualan dikurangi dengan
Retur Produk, Produk Hilang atau Rusak, dan Diskon.
Margin Laba Operasional dapat dihitung sebagai berikut:
Margin Laba
Operasional = Laba Operasional / Penjualan Bersih
Semakin tinggi Margin Laba Operasional, semakin bagus
keuntungan sebuah perusahaan. Sebagai contoh, jika perusahaan A mempunyai
Margin Laba Operasional 5% dan perusahaan B mempunyai Margin Laba Operasional
20%, maka jika ada penurunan penjualan tahun ini, perusahaan A akan kesulitan
dalam menutupi biaya tetapnya
- Net Profit Margin (NPM)
Net profit margin atau margin laba bersih merupakan rasio
profitabilitas untuk menilai persentase laba bersih yang didapat setelah
dikurangi pajak terhadap pendapatan yang diperoleh dari penjualan. Margin laba
bersih ini disebut juga profit margin ratio. Rasio ini mengukur laba bersih
setelah pajak terhadap penjualan. Semakin tinggi Net profit
margin semakin baik operasi suatu perusahaan.
Net profit margin dihitung dengan rumus berikut ini.
Setelah Pajak Net
Profit Margin = Laba Bersih: Penjualan
- Return On Assets (ROA)
Tingkat pengembalian aset merupakan rasio profitabilitas
untuk menilai persentase keuntungan (laba) yang diperoleh perusahaan terkait
sumber daya atau total asset sehingga efisiensi suatu perusahaan dalam
mengelola asetnya bisa terlihat dari persentase rasio ini.
Rumus Rasio Pengembalian Aset sebagai berikut.
ROA = Laba Bersih :
Total Aset
- Return On Equity (ROE)
Return on Equity Ratio (ROE) merupakan rasio profitabilitas
untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari investasi
pemegang saham perusahaan tersebut yang dinyatakan dalam
persentase. ROE dihitung dari penghasilan (income) perusahaan terhadap
modal yang diinvestasikan oleh para pemilik perusahaan (pemegang saham biasa
dan pemegang saham preferen). Return on equity menunjukkan seberapa
berhasil perusahaan mengelola modalnya (net worth), sehingga tingkat keuntungan
diukur dari investasi pemilik modal atau pemegang saham perusahaan. ROE yaitu
rentabilitas modal sendiri atau yang disebut rentabilitas usaha.
Rumus Return On Equity sebagai berikut.
ROE = Laba Bersih
Setelah Pajak : Ekuitas Pemegang
saham
- Earning Before Taxing (EBIT)
Earnings Before Interest & Taxes (EBIT) atau Pendapatan
Sebelum Bunga & Pajak merupakan indikator profitabilitas perusahaan,
dihitung sebagai pendapatan dikurangi biaya, tidak termasuk pajak dan bunga.
EBIT dihitung sebagai berikut:
EBIT = Pendapatan –
Biaya Operasional
atau
EBIT = Laba Bersih +
Bunga + Pajak
EBIT juga disebut sebagai Operating Earnings, Operating
Profit, dan Profit Before Interest and Taxes (PBIT).
EBIT digunakan untuk mengukur laba yang dihasilkan
perusahaan dari operasinya, sehingga identik dengan “laba operasi”.
IV.
Liquidity Ratio
- Debt to Equity Ratio (DER)
Debt to Equity Ratio atau DER adalah rasio keuangan utama
dan digunakan untuk menilai posisi keuangan suatu perusahaan. Rasio ini juga
merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajibannya. Rasio
Debt to Equity ini merupakan rasio penting untuk diperhatikan pada saat
memeriksa kesehatan keuangan perusahaan. Jika rasionya meningkat, ini artinya
perusahaan dibiayai oleh kreditor (pemberi hutang) dan bukan dari sumber
keuangannya sendiri yang mungkin merupakan trend yang cukup berbahaya. Pemberi
pinjaman dan Investor biasanya memilih Debt to Equity Ratio yang rendah karena
kepentingan mereka lebih terlindungi jika terjadi penurunan bisnis pada
perusahaan yang bersangkutan.
Rasio Hutang Terhadap Ekuitas atau Debt to Equity Ratio
(DER) dihitung dengan cara mengambil total kewajiban hutang (Liabilities) dan
membaginya dengan Ekuitas (Equity). Berikut dibawah ini adalah Rumus Debt to
Equity Ratio (DER).
Debt to
Equity Ratio (DER) = Total Hutang / Ekuitas
Referensi :
http://lembarsaham.com/artikel/artikel-rasio-keuangan/Manfaat+Analisa+Rasio+Keuangan
(diakses,07 Desember 2018)
https://www.scribd.com/doc/96259331/Pengertian-Eps-Dps-Der-Epv
(diakses,07 Desember 2018)
https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-eps-earning-per-share-laba-per-saham-rumus-eps/
(diakses,07 Desember 2018)
https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-rasio-valuasi-investasi-investment-valuation-ratio-jenis-jenisnya/
(diakses,07 Desember 2018)
http://investawan.com/arti-operating-profit-margin-opm-margin-laba-operasional-investawan-com/
(diakses,07 Desember 2018)
https://www.google.co.id/amp/s/www.jurnal.id/id/blog/2018/rasio-profitabilitas-pengertian-fungsi-jenis-dan-contoh-terlengkap.amp%3flocale=id
(diakses,07 Desember 2018)
https://www.accelainfinia.com/glossary/ebit/
(diakses,07 Desember 2018)
https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-debt-to-equity-ratio-der-dan-rumus-der/
(diakses,07 Desember 2018)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar