Jumat, 14 Desember 2018

Perang Dagang Antara Amerika Serikat VS Tiongkok


PERANG DAGANG ANTARA AMERIKA SERIKAT DENGAN TIONGKOK

Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok telah 'menembakkan salvo' pembukaan pada apa yang bisa memicu perang dagang besar-besaran antara dua ekonomi terbesar di dunia yang mulai melakukan 'penguncian' itu.
 Presiden AS Donald Trump mulai memberlakukan tarif sebesar 34 miliar dolar AS untuk barang-barang yang diimpor dari Tiongkok.
Termasuk di antaranya televisi layar datar, suku cadang pesawat, hingga peralatan medis.
Barang-barang yang ditandai untuk tarif saat ini, akan menghadapi pajak perbatasan sebesar 25 persen saat diekspor ke AS.
Intinya adalah, hal itu dilakukan untuk menghukum Tiongkok dengan membuat produk negara itu memiliki harga yang jauh lebih mahal bagi konsumen dan bisnis di AS.
Jika produk Tiongkok tiba-tiba menjadi lebih mahal, maka konsumen akan membeli produk yang sama dari tempat lain, sehingga hal itu membuat bisnis Tiongkok kehilangan uangnya.
Tiongkok pun segera menuduh AS telah memulai 'perang dagang terbesar dalam sejarah ekonomi hingga saat ini'.
Negara tersebut menanggapi apa yang diterapkan AS dengan memberlakukan tarif yang sama bagi barang yang diimpor dari AS.
Tiongkok menerapkan tarif 25 persen pada barang-barang AS senilai 34 miliar dolar AS, termasuk kedelai, mobil dan lobster.
Administrasi Trump mulai memberlakukan tarif ini setelah menyelesaikan penyelidikan pada beberapa praktik perdagangan Tiongkok yang paling kontroversial.
Hambatan perdagangan baru yang dilakukan AS itu dirancang untuk menghukum Tiongkok karena melakukan hal-hal seperti memaksa bisnis asing untuk menyerahkan teknologi mereka yang paling berharga kepada perusahaan Tiongkok.
Banyak di antaranya merupakan milik negara, dan itu dilakukan sebagai ganti untuk akses ke pasar mereka.Ini baru permulaan, masih ada penerapan tarif yang akan diberlakukan AS.

 AS diperkirakan akan mengenakan pajak perbatasan atas tambahan barang Tiongkok senilai 16 miliar dolar AS dalam dua pekan ke depan.
Presiden AS mengatakan  bahwa semua tergantung pada bagaimana Tiongkok menanggapi tarifnya.
Trump mempertimbangkan untuk membeli barang-barang Tiongkok senilai 500 miliar dolar AS.
Tarif putaran awal AS dan Tiongkok dirancang untuk saling 'menyengat' satu sama lain.
AS menargetkan barang-barang berteknologi tinggi Tiongkok untuk memberikan tekanan ekonomi pada program 'Made in China 2025'.
Program tersebut diprakarsai oleh pemerintah Tiongkok untuk mengubah Negeri Tirai Bambu itu menjadi negara pembangkit tenaga listrik yang maju.

Dampak  Positif dan Negatif Perang Dagang Amerika Vs Tiongkok terhadap Indonesia

 

1. Indonesia punya peluang ekspor

Akibat perang dagang itu, Indonesia punya potensi untuk mengekspor barang ke kedua negara itu. Tidak cuma itu, Indonesia juga bisa jadi negara ketiga yang "mengambil jatah" ekspor China dan Amerika.
Perang dagang itu dinilai Iman sangat kompleks. Salah satu sebab awalnya adalah pertumbuhan komoditas baja dan alumunium di China.
“Indonesia bisa jadi negara ketiga untuk beberapa produk yang dihasilkan China atau Amerika yang menggunakan input kedua negara itu supply menjadi terhambat,” Beberapa komoditas yang bisa diekspor Indonesia, kata Iman, adalah baja, alumunium, buah, dan besi.
Pasar Amerika misal baja dan aluminium itu terbuka buat Indonesia ,tapi perlu hati-hati. Untuk pasar China buah-buahan dan juga produk besi dan baja, serta aluminium.

2. Menurunnya ekspor bahan baku Indonesia ke China dan Amerika
Menurunnya ekspor bahan baku atau bahan penolong Indonesia ke China dan Amerika. Ini terjadi jika cakupan perang dagang meluas ke produk lain.
Tahap pertama dampak ke Indonesia ekspor kedua negara belum terlalu besar. Produk yang dihasilkan China kemudian diekspor ke Amerika itu ambil bahan baku dari Indonesia relatif sedikit. Begitu coverage diperluas.

3. Terjadi trade diversion yang bisa dimaksimalkan Indonesia

Karena persaingan pasar akibat perang dagang itu, akan terjadi trade diversion. Hal ini  terjadi akibat adanya intensif penurunan tarif, misalnya Indonesia yang sebelumnya selalu mengimpor gula dari China beralih menjadi mengimpor gula dari Thailand karena lebih murah.
“Produk yang dihasilkan China dan Amerika terhambat tarif yang tinggi di kedua negara dan akan cari jalan ke pasar lain ke semua negara. Indonesia salah satunya.

4. Harga Komoditas Paling Terpengaruh

Meningkatnya tensi perang dagang yang dipicu oleh pengenaan bea impor terhadap barang-barang tertentu, telah membuat permintaan komoditas melemah. Yang paling terasa tentu adalah sektor yang menjadi objek bea impor, yakni bahan pangan (khususnya kedelai) dan logam (khususnya besi dan baja). Industri logam merupakan sektor pertama yang dibidik AS dalam menaikkan tarif impor terhadap barang-barang China. Sementara itu, kedelai adalah komoditas yang dikenai bea impor balasan dari China terhadap AS.
Untuk Indonesia sendiri, pengaruh perang dagang bisa menjalar ke ekspor biodiesel dan Crude Palm Oil (CPO) atau minyak kelapa sawit. CPO khususnya adalah salah satu produk ekspor utama Indonesia. Sebelum perang dagang saja, permintaan terhadap CPO sudah surut sehingga suplainya berlebih. Dengan meningkatnya konflik dagang, harga CPO dikhawatirkan semakin merosot.

Perang Dagang Bisa Berdampak Positif Untuk Indonesia

  1. Indonesia bisa memanfaatkan celah dari komoditas China yang dikenai bea impor oleh AS. Artinya, Indonesia bisa bersaing menawarkan produk terkait untuk menggantikan barang impor dari China yang telah mendapat batasan.
Selain itu, para pengusaha logam lokal dapat mendiversifikasi produk mereka, meski ada risiko dari peningkatan biaya produksi yang mesti dihadapi.

7       Cara Indonesia Mengantisipasi Pengaruh Perang Dagang



  1.  Menjaga stabilitas ekonomi.
  2. Menjaga kepercayaan publik.
  3. Melakukan efisiensi belanja publik.
  4. Melakukan inovasi baru dalam ekspor.
  5. Melakukan diversifikasi produk.
  6. Mencari alternatif baru tujuan ekspor, dan
  7. Menjaga koordinasi antar menteri agar tidak terjadi kepanikan.


Referensi :

 


Jumat, 07 Desember 2018

Rasio-rasio Keuangan


Rasio rasio Keuangan

Rasio Keuangan atau Financial Ratio merupakan alat analisis keuangan perusahaan untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat pada pos laporan keuangan (neraca, laporan laba/rugi, laporan aliran kas). Pengertian rasio sebenarnya hanyalah alat yang dinyatakan dalam "aritmatical terms" yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data keuangan.
           
Apa Kegunanya?
1.     Rasio keuangan merupakan angka-angka dan ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan; dan merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
2.     Memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan serta penilaian terhadap keadaan suatu perusahaan tertentu.
3.     Memberikan gambaran kepada investor dan kreditor tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan perusahaan dari suatu periode ke periode berikutnya.
4.     Dapat menentukan efisiensi kinerja dari manajer perusahaan yang diwujudkan dalam catatan keuangan dan laporan keuangan.
5.     Memungkinkan manajer keuangan untuk meramalkan reaksi para calon investor dan kreditur pada saat mencari tambahan dana.
6.     Dapat digunakan untuk membuat keputusan, pertimbangan dan prediksi berdasarkan tren tentang pencapaian perusahaan dan prospek pada masa datang.
7.    Menstandarkan ukuran penilaian perusahaan sehingga memudahkan dalam mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain.

JENIS - JENIS RASIO KEUANGAN

                     I.            Earning Rasio

  •        Dividend Per Share (DPS)

dividen merupakan pembagian sisa laba perusahaan yang didistribusikan kepada pemegang saham, atas persetujuan RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham).


                                               DPS   =   jumlah deviden yang dibayar
                                                                Jumlah lembar saham
  
                                              
  •     Earning Per Share  (EPS)


  Laba per Saham atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Earning per Share yang disingkat dengan EPS adalah bagian dari laba perusahaan yang dialokasikan ke setiap saham yang beredar. Laba per saham atau Earning per Share ini merupakan indikator yang paling banyak digunakan untuk menilai profitabilitas suatu perusahaan.
EPS (Earning per Share atau Lembar per Saham) dihitung dengan membagi laba bersih setelah pajak dan dividen yang dibagikan dengan jumlah saham yang beredar. Earning per Share ini dapat dinyatakan dengan rumus EPS dibawah ini :

Laba per Saham (EPS) =  (Laba Bersih setelah Pajak  – Dividen)  / Jumlah Saham yang Beredar

 Laba per Saham yang tinggi menandakan profitabilitas yang lebih baik dibandingkan dengan Laba per Saham yang rendah. Artinya, perusahaan dapat menghasilkan laba yang lebih tinggi untuk dibagikan ke pemegang sahamnya. Meskipun demikian, investor tidak hanya memperhatikan nilai dari Laba per lembar saham ini saja untuk membuat keputusan membeli atau tidak membeli saham pada perusahaan yang bersangkutan, karena pada dasarnya EPS ini dapat berubah menjadi tinggi apabila jumlah saham yang beredar dikurangi.
  •     Book Value Per Share (BVPS)


Book Value per Share (BVPS) atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Nilai Buku per Saham adalah rasio yang digunakan untuk membandingkan ekuitas pemegang saham dengan jumlah saham yang beredar. Dengan kata lain, Rasio Book Value per Share ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah uang yang akan diterima oleh pemegang saham apabila suatu perusahaan dibubarkan (dilikuidasi) atau jumlah uang yang dapat diterima oleh pemegang saham apabila semua aktiva (aset) perusahaan dijual sebesar nilai bukunya.
Rumus Book Value per Share (BVPS) dapat dilihat seperti dibawah ini :

Book Value per Share = Total Ekuitas / Jumlah Saham yang Beredar
atau
Book Value per Share = (Aset – Hutang) / Jumlah Saham yang beredar

  •     Cash Flow Per Share (CFPS)

cash flow per share ialah aliran kas sebuah perusahaan dibagi dengan jumlah saham yang beredar. Semakin besar angka ini artinya perusahaan tersebut semakin sehat. Karena jumlah kas yang ada di perusahaan tersebut dapat menutupi semua saham yang beredar. Ini umumnya cukup sulit tercapai jika perusahaan tersebut selalu menjual secara kredit. Karena walaupun aset ataupun keuntungan yang tercatat di pembukuan jumlahnya besar, namun kenyataannya sebagian kas belum ada di tangan perusahaan tersebut. Tentu saja ini bukan masalah jika perusahaan mempunyai manajemen yang baik terhadap hutang piutangnya.

CFPS  =          Aliran kas
               Jumlah saham yang beredar

  •    Cash Equivalent Per Share (CEPS)


Merupakan keamanan investasi untuk jangka pendek yang darimana uang tersebut bukan berasal dari pinjaman.
Rumus CEPS :

CEPS =  Total kas yang beredar
                Jumlah saham yang beredar

  •    Net Assets Value Per Share (NAVS) 


Pernyataan untuk nilai aset/kekayaan yang mewakili nilai persaham dari dana yang sama,pertukaran dana yang diperdagangkan ,atau dana penutupan.
Rumus NAVS :

NAVS =          Nilai Asset
                  Jumlah saham yang beredar

                   II.            Valuation Ratio

  •     Price Earning Ratio (PER)  

Price to Earning Ratio atau sering disingkat dengan PER (P/E Ratio) adalah rasio valuasi investasi yang membandingkan harga per lembar saham perusahaan saat ini dengan laba bersih per sahamnya (Price per Share / Earning per Share). Dengan menghitung Rasio P/E atau Price Earning Ratio, kita dapat mengetahui seberapa besar harga yang ingin dibayar oleh pasar terhadap pendapatan atau laba suatu perusahaan. Dalam Bahasa Indonesia, Price to Earning Ratio ini sering disebut dengan Rasio Harga terhadap Pendapatan.
                         Rumus PER (Price Earning Ratio) :

                           Harga Saham / EPS (Earning Per Share)
                          Ket: Earning Per Share (Laba Bersih Per Saham).

  •     Price Book Value Ratio (PBVR) 


Price to Book Value (PBV) adalah rasio valuasi investasi yang sering digunakan oleh investor untuk membandingkan nilai pasar saham perusahaan dengan nilai bukunya (Price per share / Book Value per share).  Rasio PBV ini menunjukan berapa banyak pemegang saham yang membiayai aset bersih perusahaan. Rasio ini membantu investor untuk membandingkan nilai pasar atau harga saham yang mereka bayar per saham dengan ukuran tradisional nilai suatu perusahaan. Dalam Bahasa Indonesia, Price to Book Value Ratio ini disebut dengan Rasio Harga terhadap Nilai Buku.
                           Rumus PBVR :                           
                                harga saham (Price) / Nilai Buku (Book Value)

  •       Price Cash Flow Ratio (PCFR)

Price to Cash Flow Ratio (PCFR atau P/CF Ratio) atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Harga Terhadap Arus Kas adalah rasio valuasi investasi yang digunakan oleh investor untuk mengevaluasi daya tarik investasi terhadap saham suatu perusahaan dengan membandingkan harga saham suatu perusahaan dengan arus kas perusahaan tersebut. Dengan kata lain, Price to Cash Flow Rasio ini menunjukan jumlah uang yang bersedia dibayar oleh Investor untuk arus kas yang dihasilkan oleh perusahaan.
                       Price to Cash Flow Ratio atau Rasio Harga terhadap Arus kas dapat dihitung  dengan membagi HARGA SAHAM (Price per Share) dengan ARUS KAS per SAHAM (Cash Flow per Share).
Persamaan atau Rumus Price to Cash Flow Ratio dapat ditulis seperti berikut ini :

Price to Cash Flow Ratio = Harga Saham / Arus Kas per Saham

Price to Cash Flow Ratio ini juga bisa dihitung dengan menggunakan Kapitalisasi Pasar. Persamaan atau Rumusnya dapat ditulis seperti dibawah ini :

Price to Cash Flow Ratio = Kapitalisasi Pasar / Arus Kas



  •     Price Sales Ratio (PSR)


Price to Sales Ratio (PSR atau P/S Ratio) adalah rasio valuasi investasi yang membandingkan harga saham perusahaan dengan penjualan tahunannya (Price per share / Revenue per share). Sama dengan Price to Earning Ratio (PER) dan Price/Earning to Growth Ratio (PEG), Price to Sales Ratio (PSR) biasanya juga digunakan untuk mengukur nilai saham suatu perusahaan. Dalam bahasa Indonesia, Price to Sales Ratio ini sering juga disebut dengan Rasio Harga terhadap Penjualan.
         Price to Sales Ratio = Harga per Saham / Pendapatan per Saham
Atau
       Price to Sales Ratio = Kapitalisasi Pasar / Penjualan

                III.            Profitability Ratio

  •     Operating Profit Margin (OPM)


Margin Laba Operasional digunakan untuk mengukur strategi harga dan efisiensi operasional sebuah perusahaan.
Laba Operasional dihitung dengan mengurangi Penjualan dengan Biaya Operasional (yaitu Harga Pokok Produksi, Gaji) dan Depresiasi. Untuk menghitung Margin Laba Operasional, Anda harus membagi Laba Operasional dengan Penjualan Bersih. Penjualan Bersih adalah Total Penjualan dikurangi dengan Retur Produk, Produk Hilang atau Rusak, dan Diskon.
Margin Laba Operasional dapat dihitung sebagai berikut:
Margin Laba Operasional = Laba Operasional / Penjualan Bersih

Semakin tinggi Margin Laba Operasional, semakin bagus keuntungan sebuah perusahaan. Sebagai contoh, jika perusahaan A mempunyai Margin Laba Operasional 5% dan perusahaan B mempunyai Margin Laba Operasional 20%, maka jika ada penurunan penjualan tahun ini, perusahaan A akan kesulitan dalam menutupi biaya tetapnya
                             
  •     Net Profit Margin (NPM)


Net profit margin atau margin laba bersih merupakan rasio profitabilitas untuk menilai persentase laba bersih yang didapat setelah dikurangi pajak terhadap pendapatan yang diperoleh dari penjualan. Margin laba bersih ini disebut juga profit margin ratio. Rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan. Semakin tinggi Net profit margin semakin baik operasi suatu perusahaan. 
Net profit margin dihitung dengan rumus berikut ini.
Setelah Pajak Net Profit Margin = Laba Bersih: Penjualan

  •      Return On Assets (ROA)


Tingkat pengembalian aset merupakan rasio profitabilitas untuk menilai persentase keuntungan (laba) yang diperoleh perusahaan terkait sumber daya atau total asset sehingga efisiensi suatu perusahaan dalam mengelola asetnya bisa terlihat dari persentase rasio ini.
Rumus Rasio Pengembalian Aset sebagai berikut.
ROA = Laba Bersih : Total Aset

  •       Return On Equity (ROE)

Return on Equity Ratio (ROE) merupakan rasio profitabilitas untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari investasi pemegang saham perusahaan tersebut yang dinyatakan dalam persentase. ROE dihitung dari penghasilan (income) perusahaan terhadap modal yang diinvestasikan oleh para pemilik perusahaan (pemegang saham biasa dan pemegang saham preferen). Return on equity menunjukkan seberapa berhasil perusahaan mengelola modalnya (net worth), sehingga tingkat keuntungan diukur dari investasi pemilik modal atau pemegang saham perusahaan. ROE yaitu rentabilitas modal sendiri atau yang disebut rentabilitas usaha. Rumus Return On Equity sebagai berikut.
ROE = Laba Bersih Setelah Pajak : Ekuitas Pemegang saham

  •     Earning Before Taxing (EBIT)

Earnings Before Interest & Taxes (EBIT) atau Pendapatan Sebelum Bunga & Pajak merupakan indikator profitabilitas perusahaan, dihitung sebagai pendapatan dikurangi biaya, tidak termasuk pajak dan bunga.
EBIT dihitung sebagai berikut:

EBIT = Pendapatan – Biaya Operasional
atau
EBIT = Laba Bersih + Bunga + Pajak

EBIT juga disebut sebagai Operating Earnings, Operating Profit, dan Profit Before Interest and Taxes (PBIT).
EBIT digunakan untuk mengukur laba yang dihasilkan perusahaan dari operasinya, sehingga identik dengan “laba operasi”.

                IV.            Liquidity Ratio

  •    Debt to Equity Ratio (DER)


Debt to Equity Ratio atau DER adalah rasio keuangan utama dan digunakan untuk menilai posisi keuangan suatu perusahaan. Rasio ini juga merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajibannya.  Rasio Debt to Equity ini merupakan rasio penting untuk diperhatikan pada saat memeriksa kesehatan keuangan perusahaan. Jika rasionya meningkat, ini artinya perusahaan dibiayai oleh kreditor (pemberi hutang) dan bukan dari sumber keuangannya sendiri yang mungkin merupakan trend yang cukup berbahaya. Pemberi pinjaman dan Investor biasanya memilih Debt to Equity Ratio yang rendah karena kepentingan mereka lebih terlindungi jika terjadi penurunan bisnis pada perusahaan yang bersangkutan. 
Rasio Hutang Terhadap Ekuitas atau Debt to Equity Ratio (DER) dihitung dengan cara mengambil total kewajiban hutang (Liabilities) dan membaginya dengan Ekuitas (Equity). Berikut dibawah ini adalah Rumus Debt to Equity Ratio (DER).
                                     Debt to Equity Ratio (DER) = Total Hutang / Ekuitas

Referensi :














Sabtu, 24 November 2018

INVESTASI


 Investasi

Pengertian Investasi

pengertian dari investasi adalah penanaman aset atau dana yang dilakukan oleh sebuah perusahaan atau perorangan untuk jangka waktu tertentu demi memperoleh imbal balik yang lebih besar di masa depan. Ada banyak hal yang terlibat dalam aktivitas ini, dan beberapa di antaranya adalah jumlah dana dan tujuan dari investasi itu sendiri.

 

Menabung dan Investasi


Apabila dilihat sepintas, kegiatan menabung dan berinvestasi ini sama, pada dasarnya kedua kegiatan ini adalah menyimpan uang pada suatu tempat yang dirasa aman. Namun ternyata masih banyak orang yang belum mengerti dengan jelas bahwa menabung dan investasi adalah kegiatan yang berbeda.
Menabung adalah sebuah kegiatan memisahkan sejumlah uang untuk disimpan dan uang tersebut masih dapat digunakan sewaktu-waktu apabila diperlukan. Uang yang kita simpan tersebut dapat kita tarik kembali kapanpun saat kita membutuhkannya. Kegiatan menabung secara konvensional sudah biasa kita terapkan melalui celengan sesuai dengan ajaran dan kebiasaan yang diajarkan oleh orangtua kita sejak kecil. Namun seiring dengan perkembangan zaman, kegiatan menabung kini dapat dilakukan di sebuah lembaga keuangan seperti bank. 
Investasi yang memiliki tujuan jangka panjang. Orang yang melakukan kegiatan investasi disebut investor. Para investor ini akan mendapatkan hasil dari investasinya itu minimal setelah 5 tahun. Kegiatan investasi dilakukan dengan cara menanamkan modal yang kita miliki dengan harapan akan mendapatkan pertumbuhan nilai di kemudian hari dan menambah penghasilan.

Jenis-jenis Investasi Properti 


Investasi Tanah
Membeli tanah dengan tujuan investasi terbilang mudah, yang terpenting adalah Anda memeriksa dengan teliti legalitas tanah tersebut. Nama pemilik tanah harus sesuai dengan yang tertera pada sertifikat. Pastikan pula ukuran tanah sesuai dengan sertifikat dan pastikan di mana batas-batasnya.
Jika ingin harga tanahmu naik dengan cepat, pilih lokasi yang strategis. Investasi tanah kosong memiliki beberapa keuntungan antara lain biaya perawatan yang minim. Anda bisa mendapatkan untung maksimal jika menjualnya untuk jangka panjang, misalnya lima tahun ke depan.
Kalau Anda menyewakan tanah kosong, umumnya yield-nya tidak terlalu besar yaitu hanya 0,5% – 2% per tahun. Yield maksudnya adalah keuntungan yang Anda peroleh dari nilai sewa per tahun dibandingkan dengan harga properti.
Kekurangan lainnya adalah ketika ukuran tanahmu terlalu luas, akan sulit menjualnya. Kecuali Anda menjual dalam bentuk tanah kavling. Menjual tanah kavling kerap lebih mudah ketimbang menjual tanah yang berukuran sangat luas.

Menyewakan rumah
Anda bisa mendapatkan yield 3% – 5% per tahun atau lebih tinggi dari itu dengan menyewakan rumah. Mengingat rumah adalah kebutuhan pokok, maka tak usah khawatir akan sepinya peminat. Namun, Anda tetap harus memperhatikan baik-baik terkait lokasi.
Jika ingin mendapatkan hasil yang baik, pilihlah lokasi yang strategis misalnya dekat keramaian, perkantoran, atau pabrik. Sama dengan tanah, Anda juga bisa mendapatkan keuntungan dengan menjualnya untuk jangka panjang.
Namun, berbeda dengan tanah yang biaya perawatannya minim, investasi rumah memerlukan biaya perawatan lebih besar. Apalagi jika Anda mendapatkan penyewa yang kurang bertanggung jawab. Selektif memilih penyewa jika tidak ingin rugi.

Bisnis indekos
Kalau Anda tergiur dengan hasil yang lebih tinggi, pilihlah bisnis indekos dibandingkan rumah sewa. Anda berpotensi mengantongi yield di kisaran 5% – 7% per tahun. Keunggulan bisnis indekos adalah Anda juga berpeluang mendulang untung dari usaha tambahan misalnya catering dan laundry. Ingat, pilih lokasi dekat perkantoran atau kampus agar bisnis indekos lebih lancar.
Namun, berbeda dengan bisnis kontrakan, Anda harus lebih teliti dalam hal perawatan dalam bisnis indekos. Dalam kondisi tertentu, Anda bahkan harus membayar orang untuk bertugas khusus membersihkan dan menjaga indekos.

Investasi apartemen dan kondominium
Kebutuhan akan hunian vertikal meningkat seiring dengan semakin terbatasnya lahan. Investasi pada hunian vertikal pun menjanjikan. Investasi apartemen dan kondominium berpotensi menorehkan yield 7% – 12% per tahun
Kekurangannya, memilih apartemen atau kondominium untuk investasi properti harus lebih teliti. Jika salah pilih apartemen atau kondominium maka akan sulit mendapatkan hasil maksimal. Misalnya lokasi yang kurang strategis, atau harus berurusan dengan pengembang maupun manajemen gedung yang kurang baik.

Investasi ruko, kios, dan toko
Seperti halnya investasi properti jenis lainnya, investasi ruko, kios, dan toko sangat bergantung pada lokasi. Anda akan semakin mudah menemukan penyewa jika lokasinya strategis. Jika salah pilih lokasi, maka Anda akan terancam sulit mendapatkan penyewa dan juga sulit untuk menjualnya kembali. Yield untuk roko berkisar 6% – 9% per tahun. Sementara investasi kios/toko menjanjikan yield 5% – 10% per tahun.

Berinvestasi Emas Batangan Antam
Emas Antam sendiri adalah emas batangan yang diproduksi oleh PT. Antam (Aneka Tambang), Tbk yang memiliki ciri-ciri khusus yang sulit untuk dipalsukan. Dalam masing-masing emas Antam sendiri, ada sebuah sertifikat yang menjelaskan tentang dimensi emas, berat emas, kadar kemurnian emas, serta nomor seri dari emas tersebut. Untuk menghindari terjadinya penipuan saat membeli emas Antam, disarankan agar Anda membeli emas Antam ini di tempat-tempat yang menjadi distributor resmi emas Antam. Salah satu tempat yang menjadi distributor emas Antam itu adalah PT. Pegadaian. Disana Anda bisa membeli emas Antam sesuai dengan keinginan dan kebutuhan Anda.

cara berinvestasi dengan emas Antam


1. Teknik Investasi Emas Klasik



Cara pertama berinvestasi emas Antam yang menguntungkan untuk para pemula adalah dengan menerapkan teknik investasi emas klasik.  Menerapkan teknik investasi emas klasik maksudnya adalah membeli emas disaat harga cukup murah dan menjualnya kalau sudah naik dan selisih jualnya cukup banyak. Teknik yang sering dilakukan oleh para orang tua jaman dulu telah terbukti cukup efektif jika dilakukan dalam waktu tepat dan dalam masa yang lama. Dengan menjalankan teknik ini bisa dikatakan emas yang Anda miliki ini menjadi investasi jangka panjang misalnya kurung waktu 5 sampai 10 tahun.

 

2. Membuat Tabungan Emas


Cara pertama berinvestasi emas Antam yang menguntungkan untuk para pemula adalah dengan menerapkan teknik investasi emas klasik.  Menerapkan teknik investasi emas klasik maksudnya adalah membeli emas disaat harga cukup murah dan menjualnya kalau sudah naik dan selisih jualnya cukup banyak. Teknik yang sering dilakukan oleh para orang tua jaman dulu telah terbukti cukup efektif jika dilakukan dalam waktu tepat dan dalam masa yang lama. Dengan menjalankan teknik ini bisa dikatakan emas yang Anda miliki ini menjadi investasi jangka panjang misalnya kurung waktu 5 sampai 10 tahun.

3. Investasi Emas Dijadikan Modal Usaha



Strategi yang satu ini seringkali dijalankan dengan sistem gadai. Jadi misalnya Anda memiliki emas 100 gram, maka untuk meningkatkan nilai emas, kita sebaiknya menggadaikannya. Kemudian, uang hasil gadai dijadikan modal usaha dan bisnis. Untuk benar-benar menjalankan teknik ini, Anda harus paham bahwa sistem ini memiliki kelemahan tersendiri, yaitu ketika bisnis bangkrut, maka emas kita akan hilang atau berkurang. Tapi bila usaha kita maju, maka bukan tidak mungkin anda bisa meningkatkan jumlah emas yang Anda miliki.

4. Teknik Kebun Emas


Teknik kebun emas memang sempat boomingdi tahun 2010-an keatas. Tapi ternyata konsep investasi ini perlahan ditinggalkan karena dirasa sudah tidak cocok lagi. Terlebih lagi, teknik ini menggunakan pegadaian yang apabila dihitung-hitung, biayanya cukup tinggi dan tidak balik modal kalau harga emas 'terjun bebas' seperti di tahun 2013 lalu.

5. Investasi Emas Sistem Forex Trading


Terakhir, cara berinvestasi emas Antam yang menguntungkan untuk para pemula adalah dengan menggunakan sistem Forex Trading.  Dalam menjalankan cara ini Anda akan menggunakan emas sebagai modal usaha atau deposit trading. Emas yang Anda miliki akan digadaikan dan dijadikan modal trading. Bagi Anda yang tidak suka dengan risiko, lebih baik menghindari strategi ini karena tradingforex merupakan bisnis berisiko tinggi atau high risk high return. Jika Anda belum ahli dalam dunia trading forex, maka sebaiknya memilih cara dan strategi investasi lainnya.


Investasi Reksadana 

 Reksadana adalah kumpulan dana yang dikelola untuk membeli saham, obligasi, atau instrumen keuangan lainnya. Kemudahan reksadana terletak pada besaran investasi yang tidak perlu sebesar saham, yang memerlukan modal puluhan juta. Sistemnya sederhana, Anda hanya perlu menaruh sejumlah modal yang dipercayakan kepada profesional untuk membeli saham. Kemudahan ini membuat Anda tidak perlu pusing dan memikirkan saham atau obligasi apa yang harus Anda beli. Anda hanya perlu menentukan reksadana apa yang ingin Anda beli. Selanjutnya, manajer investasi yang akan mengelola modal Anda.

Investasi pada reksadana adalah salah satu investasi strategis bagi masyarakat pemodal, baik pemodal institusional maupun individual. Hal ini juga termasuk bagi para pemodal kecil dan orang-orang yang tidak memiliki banyak waktu dan pengetahuan yang mendalam mengenai literasi keuangan, khususnya untuk menghitung resiko atas suatu investasi. Anda perlu mengetahui bagaimana Anda memulai investasi ini. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut,

1. Tentukan Tujuan


Pertama-tama, tentukan tujuan Anda menginvestasikan uang yang ada untuk membeli reksadana. Apakah sebagai modal anak sekolah hingga ke perguruan tinggi, rumah masa depan, ataukah sebagai dana pensiun. Hal ini berhubungan dengan jangka waktu investasi dan jenis reksadana yang tepat untuk Anda. Sebab, percuma juga kita berinvestasi tanpa ada tujuan yang jelas. Ada berbagai tujuan yang biasanya digunakan orang-orang untuk berinvestasi reksadana. Jadi, pikirkan dulu hal ini.

2. Kenali jenis-jenis Reksadana


Sebelum menginvestasikan uang Anda pada reksadana, sebaiknya Anda mengetahui lebih dulu jenis-jenis reksadana yang ada. Ada beragam jenis reksadana, mulai dari reksadana pasar uang, pendapatan tetap, terproteksi, campuran, saham, index, dollar, syariah, dan penyertaan terbatas. Adapun, yang paling populer saat ini adalah reksadana pasar uang, dana pendapatan tetap, dana terproteksi, campuran, dan saham. Berikut penjelasannya.

- Reksadana Pasar Uang
Reksadana ini seluruhnya ditempatkan pada deposito, SBI (Sertifikat Bank Indonesia), dan obligasi. Jatuh temponya kurang dari satu tahun. Reksadana ini relatif lebih aman dari pada reksadana lainnya, namun potensi keuntungannya hanya sedikit di atas deposito.
- Reksadana Pendapatan Tetap
Reksadana pendapatan tetap dananya dialokasikan ke obligasi minimal 80%. Return-nya lebih tinggi dari pada reksadana pasar uang. Umumnya, return-nya bisa mencapai lebih dari 10% per tahun.
- Reksadana Terproteksi
Reksadana terproteksi menempatkan sebagian dananya dalam instrumen obligasi yang  dapat memberikan perlindungan atas nilai investasi pada saat jatuh tempo. Reksadana ini memiliki perlindungan 100% pada nilai pokok investasi jika dicairkan sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan sebelumnya.
- Reksadana Campuran
Sesuai namanya, reksadana campuran mengalokasikan dananya di berbagai instrumen keuangan, seperti deposito, obligasi, dan saham. Karena dapat berinvestasi saham, reksadana campuran lebih beresiko. Akan tetapi, hasil return-nya yang lebih tinggi daripada reksadana pendapatan tetap.
- Reksadana Saham
Reksadana saham menempatkan dananya minimal 80% ke saham. Sehingga, Anda berpotensi mendapatkan keuntungan yang paling besar daripada reksadana yang lain. Namun demikian, resikonya juga paling besar
Investasi saham di pasar modal

Hal pertama yang perlu diperhatikan investor sebelum memulai melangkah untuk berinvestasi pada saham adalah mengenali dirinya sendiri. Setelah mengetahui ada 3 tipe orang yang mentransaksikan saham, maka Anda sebagai investor pun dapat memilih ingin menjadi pemain saham tipe yang mana.

#1 Mengenali Keuntungan Investasi Saham

Dalam berinvestasi saham, ada dua jenis keuntungan yang bisa didapatkan oleh investor, yaituCapital Gain, dan pembagian Dividen.
Capital Gain sendiri adalah keuntungan yang diperoleh dari selisih harga pembelian dan penjualan saham, dimana gejolak harga saham itu sendiri berasal dari permintaan dan penawaran yang berlaku di pasar. Capital Gainini dapat Anda peroleh dari tradingmaupun investasi jangka panjang

#2 Mematangkan Pengetahuan Sebelum Berinvestasi

Salah satu syarat mutlak sebelum memilih dan membeli sebuah instrumen investasi adalah mempelajari serinci-rincinya, termasuk saham. Anda membeli saham, artinya Anda membeli sebagian kecil dari kepemilikan sebuah perusahaan.
Anda bisa memilih berbagai saham dari ratusan perusahaan yang terdaftar sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia.
Bursa Efek Indonesia (BEI) berfungsi sebagai pasar saham. BEI merupakan pasar modal, sehingga fungsinya adalah mempertemukan pihak yang membutuhkan modal atau juga disebut emiten, dengan pihak yang dapat memberikan modal atau investor.
Semua perusahaan publik, awalnya menjual saham ke publik melalui proses penawaran umum perdana (initial public offering atau IPO). IPO sendiri menjadi salah satu cara yang ditempuh oleh suatu perusahaan untuk mendapatkan modal, ketika sebuah perusahaan membutuhkan uang.
Sebuah perusahaan bisa menjual kepemilikan perusahaan tersebut kepada masyarakat dengan menjual lembar sahamnya, dan Anda sebagai investor saham perlu mempelajari pengetahuan fundamental dari perusahaan yang sahamnya akan Anda beli.

#3 Menyiapkan Modal Berinvestasi

Berapa modal yang saya butuhkan untuk memulai investasi saham? Saat ini banyak broker yang membuka batas minimal setoran modal awal yang sangat kecil hingga Rp100.000.
Sekuritas-sekuritas tersebut berlomba-lomba untuk menjaring nasabah, walaupun beberapa sekuritas masih ada yang mematok batas modal awal sebesar Rp5 juta hingga Rp10 juta.
Meskipun begitu, Anda tidak perlu terpatok pada batas minimal yang ditetapkan oleh sekuritas. Anda harus tentukan sendiri berapa dana yang Anda perlukan untuk membeli saham. Ada beberapa hal yang harus Anda pertimbangkan:
·         Modal investasi harus diambil dari uang dingin, yaitu dana menganggur yang tidak dipakai sebagai dana kebutuhan sehari-hari atau dana darurat.
·         Saham yang akan Anda beli.

#4 Memilih Broker dan Membuka Rekening Efek

Untuk dapat melakukan transaksi di bursa saham, maka setiap investor haruslah memiliki rekening efek terlebih dahulu, seperti halnya untuk menabung di bank harus mempunyai rekening tabungan.
Sekuritas atau broker adalah perpanjangan tangan dari Bursa Efek Indonesia. Mereka adalah anggota bursa yang menghubungkan antara investor dengan perusahaan publik, atau menghubungkan antara satu investor dengan investor lainnya.

#5 Melihat Saham Berdasarkan Kapitalisasi Pasarnya

Kapitalisasi pasar menjadi salah satu faktor yang dipertimbangkan oleh investor untuk memilih saham. Kapitalisasi pasar menunjukkan harga sebuah perusahaan, yang dapat dihitung dari harga saham dikalikan dengan jumlah lembar sahamnya. Semakin besar kapitalisasi pasar, semakin mahal perusahaan tersebut dihargai oleh pasar.

Referensi :

https://www.google.co.id/amp/s/economy.okezone.com/amp/2017/03/23/470/1650376/5-jenis-investasi-properti-paling-menguntungkan ( diakses,24 November 2018)